STUDI KRITIS TERHADAP KYAI USTADZ SEBAGAI PENERIMA ZAKAT FITRAH

Dalam hukum islam zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada individu yang beragama islam yang berhubungan dengan berakhirnya bulan ramdhan. Tujuan dari diantaranya adalah mensucikan jiwa dan mencukupui kehidupan fakir dan miskin. Zakat fitrah harus diberikan kepada mustahiq yang kebutuhannya paling mendesak untuk segera dipenuhi. Sehingga zakat dapat mencapai tujuan tepat sasaran. Tetapi yang terjadi di desa Dukuhdalem, Ciawigebang, kab.Kuningan yang menjadi mustahiq zakat adalagh kyai dan ustadz. Hal tersebut dilakukan oleh masyarakat desa Dukuhdalem kepada kyai dan ustadz yang tidak mengrenal kyai dan ustadznya itu kaya atau miskin, jelas ini merupakan masalah dalam hukum islam.
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (Field research). Penelitian dilakukan di desa Dukuhdalem guna mendapatkan data-data yang dibutuhkan.subyek penelitiannya adalah pelaku zakat fitrah dan musahiq zakat fitrah. Dalam tehnik pengumpulan data penyusun menggunakan tehnik dokumentasi, wawancara, dan observasi untuk menggali data-data yang diperlukan,sehingga dapat diketahui tentang gambaran pelaksanaan zakat fitrah di Desa Dukuhdalem. Sifat penelitian ini bersifat perspektif yaitu dengan cara memberikan gambaran peristiwa zakat fitrah di Desa Dukuhdalem untuk kemudian di analisis dari perspektif hukum isalam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan zakat fitrah yang terjadi di Desa Dukuhdalem dan juga untuk mengetahui kedudukannya menurut hukum islam.
Berdasarkan metode yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa alasan masyarakat memberikan zakat fitrah kepada kyai dan ustadz yaitu lebih afdol. Karena menganggap bahwa kyai dan ustadz adalah sosok yang berjuang dijalan allah tanpa jasa yang harus dibri penghormatan oleh masyarakat setemoat, dan merupakan tradisi yang dilakukan secara turun temurun.
Muzakki dan mustahiq zakat fitrah tersebut menurut ulama salaf adalah tidak dibenerkan karena pengertian fisabililah menurut mereka yaitu orang yang berperang membela agam allah, dan menurut ulama kholaf yaitu boleh karena pengertian fisabililah tersebut adalah fisabil khoir yang bisa dikembangkan dengan sesuatu yang baik menut=rut afama seperti mencari ilmu, mengajarkan agama, pembangunan untuk kepentingan agama dan lain sebagainya.