KEDUDUKAN DAN CARA PEMBAGIAN HARTA GONO GINI MEURUT ADAT DAN HUKUM ISLAM

kusniadi, edi (1995) KEDUDUKAN DAN CARA PEMBAGIAN HARTA GONO GINI MEURUT ADAT DAN HUKUM ISLAM. Diploma thesis, institut agama islam latifah mubarokiyah.

[thumbnail of cover.pdf] Text
cover.pdf - Cover Image

Download (55kB)
[thumbnail of abstrak.pdf] Text
abstrak.pdf - Other

Download (115kB)
[thumbnail of bab 1.pdf] Text
bab 1.pdf - Published Version

Download (829kB)
[thumbnail of daftar pustaka.pdf] Text
daftar pustaka.pdf - Bibliography

Download (125kB)

Abstract

perkawinan yang sah dan baik menurun hukum adat ataupun hukum islam memungkinkan terwujudnya suatu harta kekayaan yang dikenal dengan istilah harta gono gini,yaitu hartayang diperoleh selama ikatan pernikahan berlansung yang diperoleh selama ikatan pernikahan berlangsung yang diperoleh dengan cara selain melalui tukar menukar barang asal,warisan dan pemberian kepada salah seorang suami istri.

hukum adat membedakan cara pembagian harta gono gini akibat cerai hidup dengan cerai mati,sedangkan hukum silam tidak.

penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui segi-segi persamaan dan perbedaan dari kedudukan dan cara pembagian harta gono gini menurut hukum adat dan hukum islam,sedangkan secara khusus bertujuan untuk membandingkan cara pembaguian harta gono gini menurut hukum adat dan hukuk silam,dan mengetahui faktor-faktor yang menjadi landasan kedua sitem hukum tersebut dalam menetapkan hukum harta gono gini.penelitian ini doilakukan dengancara menelaah buku-buku yang berkaitan dengan hukum harta gono gini.

setelah penulis menganalisis beberapa pendapat pakar hukum,baik dalam hukum adat maupun hukum islam dapat disimpulkan sebagai berikut:pada mulaya istilah harta gono gini merupakan istilah hukum dilingkungan hukum adat jawa timur yang kemudian diadopsi menjadi istilah hukum nasional.
dilain pihak hukum islam yang menjangkau segala aspek kehidupan manusi tentu mempunyai aturantersendiri terhadap perkara harta gono gini yang dalam hal ini dalam hukum islam dinamakan syirkatul abdan.kedudukan harta gono gini dalam hukum adat terdapat dalam masyarakat yang bertertib parental.cara pembagianya jika terjadi cerai hidup adalah suami dapat separoh dan isteri dapat satu pertiga.jika dalam cerai mati harta gono gini dilebur menjadi harta gono gini dilebur menjadi harta kekayaan suami isteri yang hidup lebih lama.dalam hukum silam baik cerai mati atau cerai hidup dalam hukum adat.hanya dsalam perkara cerai matiselain hidup dalam hukum adat,hanya dalam perkara cerai mati selain mmendapat bagiandari harta gono gini suami isteri yang masih hidup mendapat tambahan bagiandari harta peninggalan yang meninggal dalam kepasitasnya sebagai suami isteri sesuai ketetentuan ilmu farodil.yang menjadi a dasar pertimbangan bagian suami isteri adalah kerjasama mereka dalam usaha memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Ekonomi Syariah > Hukum Ekonomi Syariah
Depositing User: Unnamed user with email acengwahyudin165@gmail.com
Date Deposited: 05 May 2023 03:21
Last Modified: 05 May 2023 03:21
URI: http://repository.iailm.ac.id/id/eprint/316

Actions (login required)

View Item
View Item