TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENGURANGAN MASA MENJALANI PIDANA (REMIS) DI (RUTAN TASIKMALAYA)

Proses pembinaan narapidana merupakan suatu permasalahan dikalangan dunia internasional, begitu juga di Indonesia karna masuk lembaga pemasyarakatan (rumah tahanan negara) sudah terbukti melakukan perbuatan yang bertentangan dengan hukum positif yaitu melakukan perbuatan tindak pidana. Pengurangan masa menjalani hukuman diatur didalam kepres No. 5 tahun 1987 dengan ketentuan narapidana tersebut haruslah narapidana yang mendapatkan hukuman pidana penjara sementara, baik pidana penjara atau pidana kurungan pengganti denda dan narapidana tersebut berkelakuan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pemberian remisi di rumah tahanan negara tasikmalaya dihubungkan dengan pemberian pengampuanan menurut syariat isalam. Metode penelitian secara deskriptif dengan tekhnik wawancara, dokumentasi, analisis data, telaah dokumen. Bahan rujukan yang di pergunakan buku- buku yang sifatnya berhubungan dengan pokok permasalahan. Pelaksanaan pemberian remisi di Indonesia diatur didalam surat edaran Direktorat Jendral Permasyarakatan No. E. PS. 01.04. Tahun 1987.
Pengurangan masa menjalani hukuman di rumah tahanan negara Tasikmalaya tidak bertentangan dengan syariat islam. Karena narapidana- narapidana tersebut telah menyatakan penyesalannnyasedangkan penyesalan itu unsur dari taubat dan syarat yang paling utama mendapatkan remisi itu berkelakuan baik, karena didalam hukum pidana islam juga bahwa penyesalan itu harus timbul dari keinginan sendiri.