TINJAUAN FIQIH MUAMALAH TERHADAP SEWA BELI SAPI PERAH PADA KOPERASI UNIT DESA MITRAYASA PAGERAGEUNG KABUPATEN TASIKMALAYA

Dalam syari'at islam,secara umum sewa beli diperbolehkan dalam pelaksanaan sewa beli,harga barangnya di bayar secara berangsur angsur sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak penyewa/pembeli dan yang menyewakan/penjual pada waktu akad.pelaksanaan sewa beli sapi perah di KUD Mitrayasa di duga mengandung unsur riba karna jumlah angsurannya pada prakterknya tidak sesuai dengan surat perjanjian yang telah di sepakati kedua belah pihak koprasi dan para anggotanya sehingga dapat merugikan salah satu pihak.namun,angsuran sewa beli sapi perah tersebut masih terus berjalan
Penelitian ini mengacu pada kerangka pemikiran bahwa sah nya sewa beli menurut islam telah syarat-syarat dan rukunya,dan di dalam nya tidak mengandung unsur riba atawa unsur gharar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahi proses oelaksanaan sewa beli sapi perah pada KUD mitrayasa pagerageung,untuk mengetahui manfaat dan madharat dari pelaksanaan sewa beli sapi perah antara antara peternak sapi dengan KUD Mitrayasa pagerageung,dan untuk mengetahui tinjauan fiqih muamalah terhadap sewa beli sapi perah pada KUD Mitrayasa pagerageung.
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif.Jenis datanya berkaitan dengan sewa beli sapi perah pada KUD Mitrayasa pagerageung,baik menyangkut pelaksanaanya,tanggapan para anggotanya,dan tinjauan piqih muamalah terhadap sewa beli sapi perah tersebut.Sumber data primernya berasal dari seorang pengurus KUD Mitrayasa pagerageung dan 35 orang anggotanya.sedangkan sumber data sekunder nya adalah literatur yang berkaitan dengan sewa beli.Data dikumpulkan dengan cara:wawancara,angket,documenter,dan study kepustakaan. analisis di lakukan dengan cara:kategori dan klasifikasi,perbandingan,dan menyimpulkan data.
Hasil penelitian di lapangan menunjukan bahwa para anggota dan pengurus KUD Mitrayasa pagerageung tidak setuju dengan dugaan adanya unsur riba dalam pelaksanaan sewa beli sapi perah yang mereka lakukan,dengan alasan bahwa perubahan jumlah angsuran itu di lakukan kesepakatan bersama hanya saja tidak secara tertulis.hal ini menunjukan bahwa perubahan jumlah angsuran tersebut berada dalam kerelaan kedua belah pihak menurut tinjauan piqih muamalah,kerelaan(keridlaan)para pihak yang terlibat dalam suatu akad merupakan faktor penting yang menentukan sah nya akad tersebut.atas dasar itulah maka di simpulkan bahwa beli sapi perah tersebut di perbolehkan,karna tidak bertentangan dengan syara.