IMPLEMENTASI AJARAN TQN SURYALAYA DI KALANGAN PENGELOLA KOPONTREN SURYALAYA HIDMAT DALAM UPAYA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN ANGGOTA

ABSTRAK

Ashyifah Auliyaillahil Basiro:implementasi ajaran TQN suryalaya di kalangan pengelola kopontren hidmat suryalaya dalam upaya meningkatkan kepercayaan anggota.

Penelitian skripsi ini untuk membuktikan bahwa ajaran TQN adalah untuk membimbing para pengamalnya untuk menjadi insan yang lebih baik,serta menjadikannya manusia yang slalu tenang,dapat menahan hawa nafsu,dan mmudahkan segala urusan duniawiyah.

penyusunan skripsi ini menggunakan jenis pendekatan kualitatif deskriptif,yaitu suatu pendkatan yang mendeskripsikan suatu satuan analisis yang di dasarkan pada peraturan dan analisis yang di dasarkan pada peraturan dan analisis terhadap permasalahan yang ada di lapangan serta mengeksplorasikannya kedalam bentuk laporan.

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di lakukan pada di sertai Dr.Hj.Ummu Salamah[1998] berjudul tradisi dan akhlak pengamal tarekat,bahwasannya pengalaman tarekat sejatinya memiliki makna dan fungsi penting dalam meneguhkan integritas,jati diri,serta keberadaan dan keberlangsungan kehidupan manusia yng lebih mulia.pendapat tersebut juga di dukung oleh para ulama sufi yang bergelut dalam bidang keilmuan tasawuf amali,seperti syekh abdul qadir al-jailani hingga ibnu 'arabi yang berpendapat bahwa taqarrub kepada allah maka akan menciptakan hati yang bersih.sebagaimana syekh abdullah mubarak bin nurt muhamad dan syekh ahmad shohibulwafa tajul arifin yang menginginkan terciptanya pembangunan manusia,tanpa bertentangan dengan perintah agama dan negara melalui dikrullah.

hasil penelitian di atas ti topang oleh al-quran surah at-taubah,01:125:"dan adapun orang-orang di dalam hati mereka ada penyakit,maka dengan surat itu bertambah kekafirnnya[yang telah ada]dan mereka mati dalam keadaan kafir."karenanya,dzikir sebagai ajaran inti TQN suryalaya menjadi satu-satunya obat atau pembersih dari penyakit hati tersebut.

hasil penelitian ini dapat di simpulkan sebagai berikut: 1]pengelola mengamalkan ajaran TQN secara berkesinambungan,berupa dikir harian,mingguan ataupun bulanan.sementara itu pengelola mengamalkan riyadhoh sebagai amalan tambahan; 2]tidak banyak upaya-upaya yang di lakukan oleh pengelola,pengelola tidak banyak melakukan pengenalan atau sosialisasi tentang kopontren.pengelola melakukan segalanya hanya dengan ahlak tarekat dan norma sosial yang melekat pada diri mereka; 3]ahlak tarekat merupakan implementasi dari ajaran TQN,yang mana keseluruhan sikap-sikap tadi merupakan buah dari pengalaman ajaran TQN.seperti yang di kemukakan oleh syekh ahmad shohibulwafa tajul arifin dalam kitabnya akhlakul karimah wa akhlakul mahmudah berdasarkan mudawwamatu dzikrillah.