MEKANISME PENGELOLAAN HEWAN QURBAN DI ZIS MASJID ASSALAM KUNINGAN

Masyarakat disekitar ZIS Assalam Dusun manis kelurahan purwawinangun kecamatan kuningan memiliki penduduk yang berbeda-beda dalam profesinya,seperti buruh,pedagang,PNS,wiraswasta, dan lain sebagainya. Meski demikian,warga masyarakatnya sangat kental dalam beragama.Sehingga setiap hari raya qurban/'Idul Adha dilaksanakan,ZIS Masjid Assalam tersebut membentuk panitia untuk menampung semua mudhohi (Orang yang berquran)1 dengan tujuan membantu dalam pengelolaan dan pendistribusian daging hewan qurban tersebut supaya lebih tertub dan merata. Namun untuk keberlangsungan pelaksananya,maka panitia mengadakan pengumutan biaya dari mudhohi dan transaksi jual beli kulit hewan tersebut.
Mengingat dalam hal praktek jual-beli hewan qurban terdapat pro dan kontra di kalangan para ulama tentang boleh tidaknya untuk diperjual belikan, maka hal ini menyebabkan konflik atau persengketaan. Dari sinilah penulis mencoba untuk menelusuri dan meneliti, bagaimana mekanisme pengelolaan hewan qurban di masjid Assalam? Bagaimana hukum penjualan kulit menurut dalam perspektif hukum islam? serta bagaimana penyelesaian sengketa dari jual beli kulit hewan qurban?
Metode penelitian yang bersifat field research deskiptik analitik, dengan pendekatan kualitatif. Dengan melakukan observasi dan wawancara kepada ketuam ZIS, panitia qurban dan masyarakat setempat yang tahu terhadap pelaksanaan qurban tersebut, selain itu juga dari data literature yang relevan.
Berdasarkan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa dalam praktek jual beli kulit hewan hewan qurban, dikelurahan purwawinangun sudah sesuai dan boleh dilakukan dengan rukun dan syarat jual beli dalam hukum islam, yaitu ada penjual, pembeli, objek yang diperjual belikan,sighat, ijab dan qabul. Adanya asas .aslahah mursalah, karna keuntungan dari penjualan tidak untuk kepentingan pribadi,melainkan untuk dipakai sebagai biaya akomodasi pelaksanaan hewan qurban tersebut.