TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP ASURANSI KONVENSIONAL DALAM PERJANJIAN PREMI

Pada akad millenium sekarang, manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan terjadinya malapetaka dan bencana seperti kematian, kebakaran, kecelakaan dan sebaginya. Asuransi mempunyai peranan yang sangat penting demi menghindari resiko yang di luar dugaan dimasa yang akan datang.

Dari latar belakang diatas, penukis tertarik untuk mengambil asuransi AIG LIPPO Cabang Tasikmalaya sebagai objek penelitian untuk mengetahui bagaimana perjanjian premi yang dilaksanakan oleh asuransi tersebut dan kaitannya dengan pendapat para ulama hukum islam, karena maslah asuransi adalah termasuk masalah ijtihadiyyah yaitu masalah yang perlu dikaji hukumnya karena tidak dijelaskan secara tegas dalam Al-Quran dan Al-Hadist.

Sebagai kerangka berfikir, penulis kemukakan bahwa: "perjanjian premi pada asuransi AIG LIPPO Cabang Tasikmalaya cenderung dipenuhi oleh gharar (ketidakpastian/spekulasi), maisir (perjudian) dan riba (bunga)", karena berbagai alasan, dianataranya adalah apabila nasabah berhenti dalam masa perjanjian, maka uangnya akan dipotong atau hangus. Disini terjadi maisir (perjudian) yaitu perjudian karena kerugian ada dipihak nasabah dan untung ada dipihak perusahaan.

Dari asumsi ini, penulis ingin mengajukan hipotesis sebagai berikut : "bahwa perjanjian premi yang dilakukan oleh asuransi AIG LIPPO Cabang Tasikmalaya dapat dikatakan
"Cenderung Tidak Boleh" menurut kajian hukum islam karena jauh dari rasa keadilan dan kemanusiaan".

Untuk menguji hasil penelitian diatas, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode deskriptif. Sedangkan untuk pengolahan data, penulis memakai metode observasi, wawancara dan pustaka. Penulis menganalisa data dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian, ternyata diperoleh kesimpulan bahwa perjanjian premi yang dilakukan oleh asuransi AIG LIPPO Cabang Tasikmalaya adalah cenderung tidak boleh karena tidak sesuai dengan hukum islam serta banyak mafsadatnya dari pada maslahatnya.