MENINGKATKAN PENGUASAAN PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI AKTIVITAS FISIK, ISTIRAHAT DAN KESEHATAN MELALUI PERAGAAN FISIK PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 5 CILEUNGSIR

ABSTRAK: CUCU NOVIANTI (NIM:0755223). MENINGKATKAN PENGUASAAN PESERTA DIDIK TERHADAP MATERI AKTIVITAS FISIK, ISTIRAHAT DAN KESEHATAN MELALUI PERAGAAN FISIK PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 5 CILEUNGSIR. Dalam proses pembelajarannya guru mengharapkan materi pelajaran yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa yang berupa pengetahuan keterampilan dan sikap. Tingkat penguasaan materi dapat dinyatakan dengan nilai. Peneliti mengadakan observasi dan pengumpulan data sebagai langkah identifikasi masalah di kelas III di SDN 5 Cileungsir pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Yang temyata pada pembelajaran IPA di kelas III tentang aktivitas fisik, istirahat dan kesehatan sebanyak 6 orang dari 25 orang yang dapat melakukan peragaan tanpa ragu-ragu dan 7 orang dari 25 orang yang mau bertanya tentang materi pelajaran. Untuk meningkatkan penguasaan terhadap materi, penulis mengadakan perbaikan pembelajaran, agar tercapai tujuan yang diharapkan. Laporan ini disusun berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas dan siswa berdasarkan rancangan kegiatan perbaikan, pelaksanaan observasi antar penulis, teman sejawat, rekan dan supervisor yang dilakukan 3 siklus. Berdasarkan pengamatan, pembelajaran yang dilaksanakan menampakan adanya perbaikan. Hal ini dibuktikan antara lain dengan adanya peningkatan siswa yang mampu menjawab pertanyaan guru dan banyak siswa yang mengajukan pertanyaan dan sanggahan. Hasil pengamatan teman sejawat pada pembelajaran IPA pada siklus 1, 2, dan 3 terdapat perolehan nilai evaluasi sebagai berikut: siklus 1 Rata-rata perolehan nilai 62,40, siklus 2 Rata-rata perolehan nilai 70,00 dan siklus 3 Rata-rata perolehan nilai 78,80. Berdasrakan pengalaman ini, dapat dikatakan bahwa Proses Belajar Mengajar (PBM) apabila direncanakan dengan baik dan diadakan Rencana Perbaikan Pembelajaran dengan PTK yang baik, maka akan terasa hasilnya, baik bagi guru maupun bagi siswa itu sendiri. Sehingga guru merasa senang yang tiada tara dan siswa termotivasi untuk menggali semua potensi yang dimilikinya, baik kemampuan menangkap pelajaran maupun cara menyampaikannya, akhirnya belajar mengajar lebih bermakna. Untuk mengatasi kesulitan proses pembelajaran perlu diperhatikan hakikat disiplin kelas.