Hubungan antara kompetensi guru Pendidikan Agama Islam dengan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akidah akhlak.

Salah satu komponen terpenting dalam pendidikan adalah guru. Guru
dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal
ini disebabkan gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan
pendidikan, gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk
mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi sekaligus mendidik dengan nilainilai
positif melalui bimbingan dan keteladanan.
Berdasarkan kondisi dan latar belakang tersebut maka penulis membuat
rumusan masalah yaitu : Bagaimanakah kompetensi pedagogic guru
Pendidikan Agama Islam ? Bagaimana motivasi belajar siswa ?Bagaimana
hubungan kompetensi guru PAI dengan motivasi belajar siswa ? Adapun tujuan
penelitiannya yaitu : Untuk mengetahui tentang kompetensi pedagogic guru,
kompetensi pedagogic guru merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh seorang guru, keempat kompetensi dasar yaitu : Kompetensi
pedagogic, komptensi kepribadian, komptensi social, dan kompetensi
professional. Komptensi guru merupakan seperangkat pengetahuan,
keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan
diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Pengembangan diri adalah belajar, dan belajar adalah pengembangan
diri. Motivasi setiap orang tidaklah sama. Biasanya, hal itu tergantung dari apa
yang diinginkan orang yang bersangkutan. Motivasi belajar sangat tergantung
pada factor internal dan eksternal individuanya.
Seberapa besar hubungan anatara variable X dan variable Y dapat
diinterpretasi yaitu terdapat korelasi yang tinggi yang indeks koefesien sebesar
0,404 dan dikonsultasikan dengan table interprestasi ternyata ‘r’ 0,404 berada
antara 0,41-0,60. Berdasarkan hasil analisis korelasi anatara variable X dan
variable Y, diketahui bahwa terdapat 16, 32% hubungan komptensi pedagogic
guru PAI dengan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran akidah akhlak,
sedangkan sisanya 83,68% dipengaruhi oleh factor-faktor lain yang dapat
diteliti kembali.