Nahak, Efipianus (2010) KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU DAN PENGARUHNYA TERHADAP AKHLAK SISWA (Penelitian di SDN 1 Susukan Kecamatan Cipicung Kabupaten Kuningan). Diploma thesis, Institut Agama Islam Latifah Mubarokiyah.
COVER SKRIPSI. EVI.pdf - Cover Image
Download (38kB)
BAB I EVI.pdf - Other
Download (188kB)
BAB IV-V HASIL PENELITIAN EVI.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only
Download (67kB)
DAFTAR PUSTAK1.docx - Other
Download (26kB)
Abstract
Salah satu tujuan pendidikan nasional bangsa kita, sebagaimana
termaktub dalam pembukaan Undang-undang Dasar RI adalah mencerdaskan
kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan tujuan itu adalah melalui program
pendidikan yang harus menyentuh semua lapisan masyarakat. Maka
pendidikan pada umumnya mempunyai peran yang sangat strategis dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita
nasional di bidang pendidikan seperti dimaksudkan dalam GBHN. ( Abdul
Rahman Saleh, 2000 : 1)
Untuk menuju terciptanya pendidikan yang berwawasan
kemasyarakatan (profetik), Arkoun berpendapat, pemanduan antara prinsipprinsip
hakiki (tauhid, kesatuan makna kebenaran, kesatuan sumber ilm
pengetahuan) yang paling mulia dalam pemikiran Islami dan unsure-unsur
yang paling berharga dalam pemikiran barat modern disebut nalar Islami
Rosyadi. 2005 : 34)
Pernyataan Arkoun ini. tampaknya mengkompromikan antara hasil
ilmu pengetahuan dan hasil interpretasi manusia atas wahyu, dengan Al-
Qur’an sebagai sumber ilmu pengetahuan (pendidikan).
Tampaknya salah itu hal yang sangat urgen untuk membumikan nilainilai
akhlak adalah dengan mensosialisasikan etika lingkungan kepada
masyarakat. Etika lingkungan menjadi sebuah wacana yang serius untuk
menekan lebih kuat. Dengan kata lain, pendidikan Islam secara filosofis
berorientasi kepada nilai-nilai akhlak yang bersasaran pada tiga dimensi
hubungan manusia selaku “khalifah” di muka bumi yaitu :
1. Menanamkan sikap hubungan yang seimbang, selaras dengan Tuhannya.
2. Membentuk sikap hubungan yang harmonis, selaras, seimbang dengan
masyarakat.
2
3. Mengembangkan kemampuannya untuk menggali, mengelola dan
memanfaatkan kekayaan alam ciptaan-Nya hagi kepentingan kesejahteraan
manusia dengan disikapi pola hubungan yang harmonis. (Tafsir, 1991 : 18)
Mengajar merupakan tugas suci yang didasarkan atas panggilan hati
nurani, walaupun hanya untuk mengajar diri sendiri atau anak dan
keluarganya, Orang menekuni tugas mengajar disebut “Guru”. Istilah guru
saat ini sudah mendapat arti yang luas lagi dalam masyarakat, semua orang
yang pernáh memberikan ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau
kelompok orang dapat disebut “guru”, misalnya guru silat, guru menjahit,
guru musik dan sebagainya. Guru sekolah yang tugasnya atau pekerjaannya
selain mengajar, juga bertugas memberikan macam-macam ilmu pengetahuan
dan keterampilan kepada anak-anak.” ( M. Nyalim Purwanto,1995 : 138).
Setiap orang yang pemah sekolah pada diri mereka akan mempunyai
gambaran tertentu tentang kepribadian guru. Dari pandangan tersebut ternyata
banyak kesamaan mengenai gambaran orang pada umumnya tentang guru,
sehingga terbentuklah berbagai pandangan tentang guru. Mereka tentunya
melihat guru dari pandangan yang berbeda.
Berdasarkan kedudukan sebagai guru, ia harus menunujukan prilaku
yang layak dan baik menurut himpunan masyarakat. Apa yang dituntut dari
guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi dari pada yang
dituntut dan orang dewasa lainnya. Guru sebagai pendidik dan pembaharu
generasi muda harus menjadi teladan di dalam maupun di luar sekolah. harus
senantiasa sadar akan kedudukan selama 24 jam sehari semalam, di mana dan
kapan saja ia akan dipandang sebagai seorang guru yang harus
memperlihatkan kelakuan yang dapat ditiru oleh masyarakat khususnya anak
didik.( S. Nasution, 1983 : 103)
Seorang guru dituntut memliki keprbadian yang baik, karena
disamping mengajarkan ilmu,guru juga harus membimbing dan membina anak
didiknya. Perbuatan dan tingkah lakunya harus dapat dijadikan sebagai
teladan, artinya seorang guru harus berbudi pekerti yang luhur. Dengan kata
lain guru harus bersikap yang terbaik dan konsekuen terhadap perkataan dan
3
perbuatannya, karena guru adalah figur sentral yang akan dicontoh dan di
teladani anak didik.(Cecep Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, 1991 :13)
Berkaitan dengan hal tersebut sosok pendidikan yang dikehendaki
dalam undang-undang system pendidikan nasional pasal 28 ayat 2 adalah
bahwa untuk dapat diangkat menjadi tenaga pengajar, tenaga pendidika yang
bersangkutan harus beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berwawasan pancasila dan undang-ungda dasar 1945 serta memiliki
kualifikasi sebagai tenaga pengajar. ( Undang-undang RI No. 2 : 1989.
Grafika, Jakarta, 1992:13).
Oleh karena itulah seorang guru harus benar-benar memiliki
kompotensi kepribadian yang mantap, baik sebagao hamba tuhan maupun
sebagai warga negara yang konsisten dengan profesinya.
Pembinaan akhlak anak didik pada sekolah tingkat dasar, sudah dapat
dilaksanakan secara langsung melalui petunjuk dan nasehat dengan bahasa
sederhana yang sesuai dengan perkembangan kecerdasan dan daya pikirnya.
Oleh karena itu, keimanan, akhlak dan kepribadian guru sangat pentinga
dalam pembinaan akhlak anak didik. Disamping itu mereka juga di contoh dan
di teladani oleh anak didik dalam berbicara dan bertingkah laku.
Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah disebutkan di atas,
dan dikaitkan dengan kenyataan yang ada penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dan menuangkannya sebagai bahan penelitian peindidikan dengan
judul : "Kompetensi kepribadian guru dan pengaruhnya terhadap akhlak
siswa. Disekolah Dasar Negeri 1 Susukan Kecanata Cipicung Kabupaten
Kuningan).
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) |
Divisions: | Pendidikan Islam Anak Usia Dini > Program Studi Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Unnamed user with email [email protected] |
Date Deposited: | 12 May 2022 04:19 |
Last Modified: | 12 May 2022 04:19 |
URI: | http://repository.iailm.ac.id/id/eprint/63 |